agar digemari masyarakat tari kreasi baru harus
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, tari gema nusantara merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh bagong kussudiardja. Post navigation
Barubaru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.
Tarilegong merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem.Diterikan secara dinamis dan memikat hati. Busana yang digunakan dalamTari Legong Sambeh Bintang ini, di antaranya adalah gelungan, gelang tangan, kain kancan (tutup dada), selendang kuning diikat ujungnya di kelingking, sabuk dalam (stagen), selendang warna
1 1 MODUL 3 KB 1 : UNSUR, JENIS DAN TEKNIK TARI A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Singkat Selamat pagi, pada modul sebelumnya Anda telah belajar tentang Seni Musik . Nah, sekarang perhatikan baik-baik modul berikut ini, yaitu tentang seni tari. Aneka ragam tari yang tumbuh dan berkembang di suatu masyarakat, merupakan hasil kreasi manusia untuk
Motifini tidak boleh digunakan karena memang motif sido luhur ini khusus digunakan untuk menutupi jenazah. Seperti apa motif jarik “sido” ini dapat temen2 lihat pada gambar. Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk
NegaraIndonesia yang tercinta memiliki banyak sekali tarian-tarian daerah yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Masing-masing tari daerah mempunyai ciri-ciri dan mempunyai ke-khasan tersendiri dibanding dengan tarian yang lain.Dengan memiliki banyak sekali tarian daerah yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia merupakan negara terkenal
Berapadurasi tarian pada tari kreasi baru? SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SMA; Seni Budaya; Berapa durasi tarian pada tari kreasi baru? KA. Kayla A. 15 Mei 2022 13:58. Pertanyaan. Berapa durasi tarian pada tari kreasi baru? Mau dijawab kurang dari 3
TarianIndonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia
Tokohtari kreasi baru di Indonesia sangatlah banyak. Beberapa diantaranya yaitu : 1. Gerak ini tidak menyimbolkan sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau menggoyangkan pinggul. Oleh karena itu musik yang dipegunakan untuk mengiringi tari harus digarap betul-betul sesuai dengan
NamaRanggawarsita sendiri diambil dari nama seorang pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yang karya-karyanya sangat akrab ditengah m a syarakat jawa, Seperti Serat Kalatidha dengan baik-baiknya yang meramaikan tentang adanya zaman edan. Letak Museum Ranggawarsita adalah ketika memasuki kota Semarang dari arah barat, tepatnya di
. Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is cultural inheritage, archipelago creation dance. AbstrakMelestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Authors Pamela Mikaresti Universitas TerbukaHerlinda Mansyur Universitas Negeri Padang References Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79.Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41.Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. . PEWARISAN BUDAYA MELALUI TARI KREASI NUSANTARA Pamela Mikaresti1*, Herlinda Mansyur2* Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka1* Jl. Pondok Cabe Raya, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos 15437 Banten. Indonesia Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang2* Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Padang, Kel. Air Tawar Barat, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Kode Pos 25132 Sumatera Barat. Indonesia Email pamela lindamansyur Abstrak Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah dasar. Kata Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Abstract Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is hoped. Keywords cultural inheritage, archipelago creation dance. PENDAHULUAN Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di Sekolah Dasar SD. Pelestarian tari tradisi dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi tari tradisi ke dalam muatan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP yang dimulai dari tingkat dasar yaitu siswa usia Sekolah Dasar. Kusumastuti 2014 mengatakan bahwa seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Melalui proses pendidikan, setiap individu dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Dengan demikian, sangat tepat sekali mewariskan tari tradisi pada generasi penerus budaya yang dimulai pada anak-anak usia Sekolah Dasar yang perkembangan psikomotorik, kognitif, dan afektifnya sudah lebih siap mengapresiasi, menerima, dan menanamkan nilai-nilai budaya pada diri mereka sejak dini. Berdasarkan penetapan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Paluseri 2017 yaitu dalam rangka melestarikan melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Indonesia, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud telah menetapkan 197 Seni Pertunjukan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara sebagai Warisan Budaya Tak Benda WBTB termasuk seni tari tradisional di dalamnya. Kegiatan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ini dilakukan sejak tahun 2013 bertujuan untuk menjamin dan melindungi warisan budaya tak benda Indonesia yang merupakan milik berbagai komuniti, kelompok, dan perseorangan yang bersangkutan; meningkatkan harkat dan martabat bangsa serta memperkuat karakter, identitas, dan kepribadian bangsa; meningkatkan apresiasi dan kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap keunikan dan kekayaan ragam budaya Indonesia; meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap pentingnya WBTB; serta saling menghargai terhadap warisan budaya bangsa; mempromosikan WBTB bangsa Indonesia kepada masyarakat luas dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas tentang tari tradisi yang masuk ke dalam daftar WBTB, maka menjadi tugas seluruh masyarakat Indonesia agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai melalui pembelajaran seni pada anak usia Sekolah Dasar yang menjadi sasaran pertama tingkat satuan pendidikan sebagai pewaris budaya. Untuk itu, memberikan materi tentang seni tari tradisi nusantara dalam muatan pembelajaran SBdP adalah cara mewariskan budaya Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. melalui pendidikan. Tetapi dengan mengajarkan sebanyak seni tradisi yang masuk dalam daftar WBTB pada anak usia sekolah dasar adalah hal yang tidak mungkin dapat dikuasai selama duduk di bangku sekolah, untuk itu perlunya tahapan penyebaran pewarisan budaya nusantara diawali dengan pengenalan budaya daerah di mana kita berada, sebab budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Selanjutnya, dalam forum kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PkM Dosen FKIP Agustus 2020 bersama guru-guru dari Yayasan Al Qolam , diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru mengalami kendala dalam mengajarkan SBdP pada siswa di sekolah dasar. Kendala tersebut antara lain kurangnya ilmu pengetahuan tentang seni dikarenakan materi yang diperoleh saat dibangku kuliah belum memadai serta tidak memiliki keterampilan seni terutama seni tari. Selain itu, para guru merasa kurikulum pendidikan yang digunakan saat ini belum memberikan alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran seni khususnya seni tari. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan satu strategi yang tepat bagi seorang guru untuk dapat mewariskan budaya Nusantara melalui pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu adanya sebuah pembaruan dengan menciptakan satu bentuk tari kreasi daerah yang akan diperkenalkan ke berbagai wilayah nusantara. KAJIAN TEORI Melestarikan budaya nusantara merupakan tugas seluruh generasi pewaris budaya baik anak-anak hingga orang dewasa. Oleh sebab itu, sangat penting pewarisan budaya dilakukan sedini mungkin agar generasi muda memahami dan menghormati budaya para leluhur yang harus dipelihara. Menurut Oktovan, dkk 2020 faktor pendukung dalam pewarisan budaya adalah masyarakat, orang tua, pemerintah, media sosial, seniman dan sanggar seni sedangkan faktor penghambat pewarisan budaya meliputi keterbatasan mengenal budaya leluhur, profit seni yang tidak menjamin kehidupan, dan derasnya globalisasi yang memarjinalkan seni tradisional. Oleh sebab itu, sangat penting memanfaatkan faktor-faktor pendukung pewarisan budaya untuk melestarikan budaya Nusantara agar dikenal kepada generasi penerus budaya seperti anak-anak Sekolah Dasar yang pola pikirnya sudah mulai memahami dan mengenal lingkungannya untuk menumbuhkan jati diri sebagai masyarakat Indonesia. Menurut Syefriani 2016, tari kreasi tercipta berawal dari alam pikiran dan pandangan hidup manusia yang senantiasa mengalami perkembangan untuk meningkatkan budaya tari, supaya keindahan tari itu tidak hilang begitu saja dan tetap hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, menciptakan tari kreasi baru yang berpijak dari gerak tari tradisi nusantara serta disesuaikan dengan perkembangan anak menjadi satu bentuk tari kreasi baru yang utuh merupakan solusi untuk melestarikan tari tradisi nusantara. Sehubungan dengan hal itu, Dewi dkk 2020 mengatakan bahwa dalam penciptaan tari kreasi baru, langkah awal yang menjadi pertimbangan penting adalah Ide. Ide merupakan hal awal yang muncul dari pikiran si pencipta untuk diwujudkan menjadi sebuah karya tari kreasi baru. Selanjutnya, ide menjadi gagasan dimana langkah-langkah dalam menciptakan sebuah karya tari sudah mulai terwujud dengan mempertimbangkan bahwa gagasan tersebut dapat memberikan nilai-nilai positif kepada penikmatnya. Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini didokumentasikan dalam bentuk video pertunjukan tari dan dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD baik yang sudah menjadi guru latar belakang mahasiswa Universitas Terbuka maupun calon guru latar belakang mahasiswa Universitas Negeri Padang. Tari kreasi ini menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai guru untuk disebarluaskan pada anak didik di Sekolah Dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tari kreasi ini dikemas dalam bentuk video pembelajaran agar bisa dipelajari secara synchrounus maupun asynchrounus baik melalui pembelajaran luar jaringan maupun pembelajaran dalam jaringan yang sesuai karakter Universitas Terbuka yaitu Pembelajaran Jarak Jauh PJJ. Tari kreasi Nusantara yang diciptakan ini merupakan produk inovasi budaya yang penciptaannya berpijak dari pengembangan tari tradisional masyarakat, dalam hal ini dari Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun yang masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda WBTB. Inovasi ini menghasilkan dua tari kreasi Nusantara baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Tujuan penciptaan dua tari kreasi ini adalah untuk memperkenalkan tari tradisi kepada para pewaris budaya dalam bentuk yang baru. Dengan mempelajari tari kreasi baru, tentu para peserta didik yang merupakan pewaris budaya akan otomatis mempelajari bentuk tradisional tari terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena minat dari para generasi muda terhadap warisan budaya khususnya tari tradisi semakin Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. berkurang sebab bentuk penyajian tari tradisi sangat monoton sehingga terkesan membosankan. Selain itu, pewaris budaya yang masuk dalam kategori generasi milenial ini lebih berminat dengan hal-hal yag berkaitan dengan teknologi seperti media sosial, bermain olahraga elektronik, hingga mengakses dunia melalui internet. Oleh sebab itu, dalam mengenalkan tari tradisi kepada generasi muda pewaris budaya dapat dilakukan dengan cara berinovasi dalam menciptakan tari kreasi. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka jalur pendidikan sangat penting dalam mengedukasi siswa generasi penerus budaya agar mengenal budaya Nusantara melalui bimbingan seorang guru. Yulianti 2015 mengatakan bahwa guru telah menjadikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya sebagai sumber pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya, khususnya berkenaan tentang warisan budaya dan kearifan lokal yang menjadi bagian penting dalam menumbuhkan dan membangun jati diri. Dengan demikian, guru yang kreatif dalam mendidik dan mengarahkan para siswa agar mengenal budaya nusantara sangat dibutuhkan dalam rangka melestarikan budaya nusantara mengingat minat anak terhadap budaya sangatlah minim akibat besarnya pengaruh globalisasi. Dewasa ini anak-anak generasi pewaris budaya lebih menyukai hal-hal yang berbau teknologi modern seperti bermain komputer, gawai dan mengakses internet dibandingkan untuk belajar kesenian tradisional seperti musik dan tari. Untuk itu, seorang guru harus kreatif dan selalu berinovasi agar dapat memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan hobi dan minat generasi saat ini. Untuk itu, menciptakan tari kreasi baru yang berasal dari tari tradisional merupakan sebuah inovasi yang harus dilakukan oleh para peserta didik termasuk cara menyebarluaskannya sesuai dengan hobi dan minat anak saat ini. Misalnya, generasi muda yang sangat gemar mengakses youtube dapat kita manfaatkan dengan memasukkan materi pembelajaran ke youtube agar bisa diakses dan dipelajari oleh siswa generasi penerus budaya, termasuk memberikan tugas agar mereka pun ikut mengupload tugas mereka ke youtube menjadi sebuah kreatvitas baru memicu semangat mereka dalam berlatih seni. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya mendorong seorang guru agar aktif dan kreatif dalam melestarikan budaya melalui pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi zaman saat ini. Misalnya, tari kreasi baru yang diciptakan ini dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran agar dapat menarik minat generasi pewaris budaya dalam mengenal budaya nusantara, salah satunya mengupload video tari kreasi ini ke kanal youtube melalui link agar bisa diakses dengan mudah kapan pun dan di mana pun akan mempelajarinya. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya dapat diawali dengan menciptakan tari kreasi yang dikembangkan dari tari tradisi kemudian diajarkan pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. METODE PENELITIAN Secara umum metode merupakan suatu cara untuk bergerak atau melakukan sesuatu secara sistematis dan tertata, keteraturan pemikiran dan tindakan, atau juga teknik dan susunan kerja dalam bidang atau lapangan tertentu Rohendi, 2011 171. Selanjutnya, penciptaan berasal dari kata cipta yang artinya kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif; sedangkan mencipta berarti memusatkan pikiran angan-angan untuk mengadakan sesuatu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Maka, metode penciptaan adalah langkah-langkah yang sistematis untuk menciptakan sesuatu yang baru. Metode penciptaan kini masuk ke dalam ranah ilmiah karena dalam penciptaan terdapat proses berpikir dan tahapan yang prosedural. Seperti yang diungkapkan Muljiyono 2010 75 bahwa prosedur yang dimaksud adalah keseluruhan proses penciptaan. Mulai dari pencarian subjek penciptaan, penetapan objek penciptaan, hingga sampai dengan hasil ciptaan. Luasnya wilayah Nusantara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang tidak mungkin terjangkau dalam satu penelitian ini, maka lokasi penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya yaitu tari tradisional dari Propinsi Bengkulu, yaitu Tari Kejei Rejang Lebong dan Tari Andun Bengkulu Selatan. Merujuk dari teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 terdapat lima metode konstruksi dalam pengomposisian karya tari dan metode konstruksi I sama halnya dengan tahap eksplorasi yang sangat penting dalam penciptaan tari kreasi Nusantara ini di mana rangsangan tari yang dipilih sangat mempengaruhi proses penciptaan. Adapun rangsangan tari yang digunakan dalam penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah, 1 Rangsangan Auditif , berupa musik dari tari tradisi nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB yang bisa memotivasi penciptaan sebuah tari kreasi baru; dan 2 Rangsangan Kinestetik, yaitu membuat gerak baru Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. yang berasal dari gerak-gerak tari tradisi Nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB. Setelah tahap metode konstruksi I, selanjutnya koreografer harus memiliki sikap kreatif yang baik karena tahap proses kreativitas merupakan aspek penting yang harus dimiliki seseorang dalam menghasilkan sebuah karya tari. Menurut Restiana 2019 Proses kreatif merupakan modal awal dalam membuat sebuah karya tari yang disertai bakat, kemampuan, serta faktor pendukung lainnya. Adapun tahapan penciptaan karya tari menurut Alma M. Hawkins dalam Hadi 2011 adalah 1 Eksplorasi, yaitu proses berpikir, berimajinasi, dan merasakan ketika merespon suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. Wujudnya berupa gerak, irama, tema, dan segala sesuatu yang terkait dengan tari; 2 Improvisasi, tahap seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance, walaupun gerak-gerak yang pernah dipelajari atau ditemukan sebelumnya, dan ciri-ciri spontanitas inilah yang menandai hadirnya improvisasi; 3 Komposisi, tahap ini merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi, improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan untuk menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisi yang masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda WBTB, maka terdapat enam 6 gerak dasar inti yang akan dijadikan dasar penciptaan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisional milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Jika dilihat dari latar belakang terciptanya Tari Andun dan Tari Kejei maka terdapat banyak sekali persamaannya baik dalam bentuk penyajiannya seperti jumlah gerak, musik, properti, tata busana, perlengkapan ritualnya serta fungsi kedua tari ini pun sama. Hal ini wajar terjadi karena memang antara kedua daerah berada dalam satu wilayah provinsi yang sama. Walaupun tidak ada bukti otentik kapan dan siapa pencipta Tari Kejei dan Tari Andun, tetapi kedua tari ini bisa dipastikan lahir dan tumbuh dari rakyat, ditarikan oleh rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah salah satu usaha untuk melestarikan budaya nusantara. Dikatakan tari nusantara ketika tari tersebut dipelajari dan dipertunjukan di luar daerah asal tari itu. Misalnya, Tari Kejei dan Tari Andun merupakan tari tradisi milik masyarakat Provinsi Bengkulu. Ketika Tari Kejei dan Tari Andun dipelajari oleh masyarakat luar dari Provinsi Bengkulu, maka kedua tari ini disebut tari nusantara. Menurut berbagai narasumber tokoh budaya dan pelaku seni yaitu Bapak Ref Andras, Bapak Syukri, Bapak Dali Yazid dan Ibu Paramitha memiliki pendapat yang sama bahwa eksistensi tari tradisi diberbagai daerah khususnya Tari Kejei dan Tari Andun sekarang semakin kurang diminati oleh masyarakat khususnya para generasi muda. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya bentuk pertunjukan tari tradisi memang sangat sederhana bahkan cenderung membosankan. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah inovasi pembelajaran seni yang dapat menarik perhatian siswa sebagai generasi pewaris budaya agar berminat mempelajari tari tradisi nusantara, sebab melestarikan tari tradisi sama halnya dengan melestarikan budaya nasional. Untuk itu, penciptaan tari kreasi ini merupakan satu bentuk usaha inovasi baru agar dapat menarik siswa sebagai generasi pewaris budaya yang dimulai ditingkatan anak usia sekolah dasar. Tentu saja tarian ini dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan kemampuan anak usia sekolah dasar. Penciptaan tari kreasi yang berasal dari Tari Kejei dan Tari Andun menghasilkan dua tarian kreasi baru, yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Adapun tahap-tahap penciptaan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam telah mengadopsi teori Alma M. Hawkins, yaitu 1 Tahapan Eksplorasi; 2 Tahapan Improvisasi; dan 3 Tahapan Komposisi. 1. Tahapan Eksplorasi Tahapan Eksplorasi merupakan tahapan penjajakan. Tahapan ini dilakukan koreografer untuk menemukan dan menciptakan gerakan-gerakan baru untuk karya tarinya. Pada tahap eksplorasi ini, langkah koreografer merujuk teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 yaitu metode konstruksi I berupa rangsangan kinestetik yakni keenam motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun, serta rangsangan auditif berupa musik-musik pengiring Tari Kejei dan Tari Andun. Pada tahap ini koreografer melakukan pengembangan gerak melalui tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 2. Tahapan Improvisasi Setelah melalui tahapan eksplorasi, selanjutnya dalam penciptaan tari dilakukan tahap improvisasi gerak, dimana seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, dimana penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance yang berpijak dari gerak tari tradisi yang dijadikan sumber pengembangan gerak. Pada tahap ini koreografer juga melakukan pengembangan gerak sama dengan yang dilakukan di tahap eksplorasi, tetapi yang membedakan tahap ini penciptaan gerak lebih spontanitas serta lebih memikirkan nilai estetis dengan tetap mempertimbangkan tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 3. Tahapan Komposisi Tahapan komposisi merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi dan improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi dalam Hadi 2011. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari kreasi baru. Hal yang dilakukan pada tahap komposisi ini adalah pengembangan dalam bentuk penyajian tari berupa gerak, penari, pola lantai, iringan musik tari, tata busana dan rias, tempat pertunjukan, dan durasi waktu pertunjukan. 1. Gerak Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini berpijak dari pengembangan gerak inti Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara dalam penelitian ini yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru yang dikembangkan menjadi sebuah bentuk pertunjukan tari kreasi nusantara yang secara utuh dapat menjadi materi perkuliahan pendidikan seni di SD yang dapat dipelajari mahasiswa menggunakan modus dalam jaringan. 2. Penari Jika pada pertunjukan tradisional Tari Kejei dan Tari Andun ditarikan secara berkelompok dengan membagi para penari menjadi dua yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Maka, pengembangan bentuk penyajian tari kreasi nusantara pada aspek penari terdiri dari lima 5 orang penari perempuan. Hal ini bukan berarti para penari tidak boleh laki-laki, hanya saja dalam proses penelitian ini hanya melibatkan para penari perempuan. Hal ini menjadi pertimbangan karena minat menari dari perempuan lebih mudah dicari daripada penari laki-laki. 4. Pola Lantai Pola lantai merupakan garis-garis yang dilalui penari di atas panggung. Pada tari kreasi nusantara ini secara garis besar akan menggunakan dua pola lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung. Jika pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun menggunakan pola lantai garis lurus dari awal hingga akhir pertunjukan. Maka pengembangan pola lantai pada tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini berbentuk pengembangan pola lantai garis lurus dan garis lengkung seperti bentuk segitiga, jajaran genjang, setengah lingkaran, serta gabungan garis lurus dan garis lengkung. 5. Iringan Musik Tari Musik dalam tari bukan hanya sekadar iringan melainkan dua hal yang saling berkaitan. Gerak dan ritme merupakan bagian dari elemen tari, serta elemen dasar musik adalah nada, ritme dan melodi. Pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun diiringi tiga alat musik tradisional berupa kulintang, rebana, dan gong. Sedangkan Tari Kedun dan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini mengalami inovasi baru berupa pengembangan iringan musik yang tidak hanya berasal dari musik tradisi saja melainkan kolaborasi dengan alat musik lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk musik yang baru. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. 6. Tata Busana dan Rias Dahulunya, tata rias dan busana pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun biasanya hanya berpakaian sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat setempat, kecuali para pengantin. Pengantin perempuan memakai baju adat Bengkulu yang disebut baju betabur berwarna merah dan kain songket yang riasannya dihiasi Tajuk sunting Bengkulu, sedangkan laki-laki memakai jas dan kain songket. Untuk itu, kreasi baru tata busana dan rias berinovasi dengan baju berwarna hijau dan kain songket berwarna kuning keemasan tetapi dengan desain baju yang disesuaikan agar lebih terlihat cantik dan menarik. Secara visual para penonton melihat penampilan rias dan busana penari terlebih dahulu sebelum menilai tarian tersebut indah atau tidak, oleh sebab itu busana dan riasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam mengutamakan unsur keindahan, oleh sebab itu kreasi busana dalam tari ini mengutamakan nilai keindahan yang dipandang mata. 7. Tempat Pertunjukan Tempat pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun dahulunya berada di panggung nonproscenium arena, sebab kaitannya tari ini memang ditarikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada panggung nonproscenium tidak ada jarak pemisah antara penari dan penonton serta dapat dilihat dari seluruh arah. Selanjutnya, pada tari kreasi ini, pengambilan video tari dilakukan di Pantai Panjang, Benteng Marlborough sebagai kawasan wisata Kota Bengkulu yang bertujuan untuk memperkenalkan wisata Bengkulu kepada setiap penonton melalui video tari tersebut. Selain itu, pengambilan video juga dilaksanakan di halaman kantor Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh UPBJJ Universitas Terbuka Bengkulu sebagai lembaga pendukung terlaksananya penelitian ini. 8. Durasi Waktu Pertunjukan Tari Jika durasi pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun tidak ditentukan karena sesuai dengan keinginan masyarakat itu sendiri. Maka berbeda dengan tari kreasi baru ini, durasi tari kreasi nusantara dipertunjukan dalam dua bentuk tari, yaitu Tari Kedun ditarikan dengan durasi waktu kurang lebih lima 5 menit, sedangkan Tari Gegelea Beregam dipertunjukan dalam durasi lebih dari enam 6 menit. Hal ini mengingat kemampuan anak usia sekolah dasar dalam mengingat dan menghafal gerak. Berikut contoh gambar Tari Kedun saat pengambilan video tari di kawasan Benteng Marlborough, Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Gambar 1. Tari Kedun di Fort Marlborough Gambar 2. Tari Kedun Pengembangan Gerak Selendang di Fort Marlborough 2. Pembahasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan tari kreasi nusantara yang diciptakan dan dikembangkan dari tari tradisional Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tari kreasi ini telah didokumentasikan dalam bentuk video pembelajaran yang sekaligus menjadi media pembelajaran berbasis digital. Video pembelajaran dapat menjadi sumber belajar bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya mahasiswa Universitas Terbuka UT dan mahasiswa Universitas Negeri Padang UNP yang masuk dalam materi matakuliah Pendidikan Seni di SD. Dengan harapan tari kreasi ini dapat disebarluaskan oleh mahasiswa Universitas Terbuka yang merupakan guru dan mahasiswa UNP sebagai calon guru,sehingga dapat memperkenalkan Tari Kedun dan Tari Gegelea beregam pada siswa Sekolah Dasar sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah agar tetap dijaga dan dipelihara terutama bagi generasi muda pewaris budaya. Berikut contoh gambar Tari Gegelea Beregam saat pengambilan video tari ini di halaman kantor UPBJJ UT Bengkulu. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Gambar 3. Tari Gegelea Beregam di Kantor UPBJJ UT Bengkulu Mempelajari pelajaran seni khususnya seni tari di Sekolah Dasar merupakan upaya dalam mewariskan budaya di tingkat pendidikan, hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Anggraini 2016 bahwa pewarisan tari tradisi tidak hanya dilakukan dalam kehidupan masyarakat secara umum melainkan dapat dilakukan melalui pendidikan formal. Oleh sebab itu, memberikan materi seni tradisi melalui tari kreasi merupakan salah satu inovasi baru dalam menarik minat anak-anak terhadap pelajaran seni tradisi. Mengajarkan Tari Kedun dan Tari Gelelea Beregam pada mahasiswa yang dilanjutkan diajarkan pada siswa Sekolah Dasar itu berarti sekaligus mengajarkan tari tradisional kepada masyarakat. Sebab, ketika mengajarkan tari kreasi itu berarti bahwa guru telah mengajarkan filosofi Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi. Idealnya, seorang guru harus menjelaskan konsep dan latar belakang sebuah tarian secara teori terlebih dahulu sebelum mengajarkan praktik kepada para peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengatakan bahwa pembelajaran seni tari tergabung dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang memiliki tujuan antara lain memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, misalnya mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam yang berarti juga mempelajari Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi milik masyarakat Bengkulu. Dengan mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam itu berarti telah mempelajari mengetahui sejarah tari dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Tari Andun dan Tari Kejei sebagai tari tradisi merupakan kebudayaan masyarakat Bengkulu berupa Warisan Budaya Tak Benda WBTB yang harus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat pendukungnya terutama masyarakat Bengkulu. Menurut Bahar dkk 2018 kebudayaan menunjukkan identitas masyarakat tertentu yang dalam hal ini Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi atau Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi menunjukkan identitas masyarakat Bengkulu. Saat seseorang melihat pertunjukan Tari Andun dan Tari Kejei artinya seseorang dapat mengetahui bahwa tari tersebut menggambarkan identitas masyarakat Bengkulu. Setiap gerak, tata rias, busana, properti, musik pengiring dan tempat pertunjukan suatu tari tradisi mengandung makna yag menggambarkan identitas masyarakat pendukungnya Mikaresti, 2020. Oleh karena itu, ketika seorang guru mengajarkan tari tradisi, itu artinya guru tersebut telah mengajarkan identitas masyarakat pemilik tari tersebut. Akan tetapi, permasalahan yang ada dalam masyarakat khususnya generasi muda pewaris budaya mulai dari tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah kurang tertarik untuk mempelajari tari tradisi ini. Salah satu penyebabnya karena secara keseluruhan tari tradisi ditampilkan sangat sederhana sehingga terkesan monoton dan membosankan. Untuk itu, menciptakan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisi tanpa menghilangkan pakem-pakem dalam tarian tersebut menjadi salah satu solusi agar menarik minat siswa. Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan Tari kreasi yang diciptakan dengan mengembangkan gerak, musik, properti, desain lantai, rias, busana, panggung dan unsur pendukung tari lainnya agar lebih indah secara estetis. Tari kreasi ini telah disusun agar lebih menarik dengan tujuan untuk menarik minat pewaris budaya dalam hal ini siswa sekolah dasar agar dapat mempelajari dan melestarikan budaya daerah. Sebab, ikut memelihara budaya daerah berarti ikut memelihara budaya nasional karena budaya daerah adalah akar budaya nasional. Dengan demikian, pengajaran tari kreasi kepada mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dia atas, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Penciptaan tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam berpijak dari tradisi milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. 2. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD di Prodi PGSD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru dikembangkan lagi dari unsur pola lantai, busana, rias, musik dan penampilannya yang dihubungkan khusus dengan perkembangan anak usia sekolah dasar. 3. Video pembelajaran tari menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya sebab dijadikan materi perkuliahan yang dipelajari oleh mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP. Dengan begitu sistem pewarisan budaya terutama seni tradisi dapat diwariskan melalui pembelajaran tari kreasi nusantara yang akan dimulai dari mahasiswa guru/calon guru Prodi PGSD, dilanjutkan pada anak-anak sekolah dasar, dan seterusnya akan disebarluaskan pada masyarakat umum. 2. Saran Terciptanya Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi nusantara baru hendaknya dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat diperkenalkan melalui pembelajaran jarak jauh yang mampu menjangkau siswa secara global sesuai dengan visi dan misi Universitas Terbuka. Untuk mewujudkan hal tersebut, selanjutnya dapat dilakukan upaya pewarisan budaya lainnya melalui pendidikan seni dengan cara “Menciptaan Tari Kreasi Nusantara untuk Anak Usia Sekolah Dasar” dari propinsi lain yang ada di Indonesia. Penciptaan tari kreasi baru ini merupakan upaya mewariskan tarian nusantara pada generasi penerus bangsa, memperkenalkan budaya nusantara pada dunia, serta bermanfaat untuk menambah pengetahuan pendidik di sekolah dasar. DAFTAR RUJUKAN Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Press. BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta BSNP. Dewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Press. Kurdi, Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Tanjung. Kusumastuti, Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari 2021. Lestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun 2014. Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Oktovan, R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, 114-125. Paluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Persada. Sapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, 13-13. Susanti, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, 41-56. Syefriani, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, 13-13. Tamara, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79. Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass USA. Wiflihani, W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41. Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133. MelissaRully Widyanti Eka PutriHanafi Arum SaputraAri FirmansyahDolanan anak merupakan permainan tradisional yang diadopsi dari kehidupan sosial anak-anak di daerah perdesaan. Banyak sekali nilai yang dapat dipelajari dalam permainan dolanan anak. selain itu pelestarian dolanan anak juga dapat dilakukan melalui tarian yang dikreasikan. Dari latar belakang masalah tersebut ada beberapa permasalahan yaitu eksistensi dolanan anak di era globalisasi dan peran dolanan sebagai media pendidikan karakter. Salah satu upaya melestarikan dolanan anak tradisional seperti festival atau lomba dolanan anak. Hilangnya dolanan anak tradisional akan membawa dampak terutama pada unsur budaya lokal yang sudah ada terlebih dahulu. Dalam hal ini salah satu upaya nyata untuk dapat melestarikan permainan dolanan anak adalah melalui tarian-tarian kreasi. Tujuan penelitian ini, a untuk mengetahui nilai-nilai karakter dolanan anak berbasis kearifan lokal di Yogyakarta, b mengingat kembali permainan tradisional lokal yang hampir pudar. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah tari kreasi dolanan anak. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yang didukung oleh hasil angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kulitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tarian kreasi dolanan cublak-cublak suweng, jamuran, ancak-ancak alis, jaranan, dan padang bulan memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai kreatif, nilai kerjasama, nilai tanggung jawab dan nilai kecermatan. Wiflihani WiflihaniKontribusi seni dalam pendidikan adalah bagaimana Nilai keindahan seni tidak hanya merupakan ekspresi yang menyimak keindahan dan memperkaya khasanah batin, tetapi juga berfungsi sebagai media yang memperhalus budi pekerti manusia. Dalam hal ini, pendidikan juga sangat berperan penting bagi pemahaman apresiasi seni bagi masyarakat melalui karya seni yang ditampilkan seniman. Tidak hanya itu, seniman juga memerlukan pendidik dan kritikus seni untuk menyambungkan karya seni bagi masyarakat. Pendidikan yang memberi peluang bagi apresiasi seni yang lebih luas bagi masyarakat, akan dapat memberikan pendalaman yang lebih pada seni. Secara otomatis, seni juga akan dapat memberikan sumbangan pada proses pendidikan, mapun sebaliknya Eny Eny KusumastutiThe learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and Development R & D, engineering data collection through observation, interviews, and documentation, as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the integrated model of learning dance implemented through three stages 1 disciplinary approaches, 2 using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation, understanding, appreciation and evaluation, 3 approach in which free expression using creation method which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be creative. Keywords integrated learning model, free expression, discipline, Mengembangkan Media PembelajaranRayandra AsyharAsyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan MenengahBSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Kreasi Cangak CongakNi DewiDewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI TahunW LestariF SumaryantoLestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo PersadaSyafrudin NurdinDan AndriantoniNurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Warisan Budaya Tak Benda Indonesia TahunPaluseriPaluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo PersadaRusmanRusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertationY SapitriSapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia.